Cerita dari Tribun: Mendukung Tanpa Membunuh

Sejarah suporter di tanah air diselimuti fanatisme buta. Nyawa menjadi murah dibandingkan pertandingan yang mereka saksikan. Fanatisme, mengubah kesenangan menjadi tragedi. Kebencian diekspresikan secara terbuka dan massal. Konflik antarsuporter yang terjadi saat ini, merupakah buah dari bibit kebencian yang ditanam puluhan tahun lalu. Kebencian diekspresikan dalam lagu berlirik, “dibunuh saja”. Dengan sukacita lagu itu dinyanyikan…

Menabur Ilmu, Menuai Persaudaraan di Tembok Bolong

PERAYAAN Ekaristi di Gereja Santo Bartolomeus Taman Galaxi, Bekasi, belum lama usai. Theodora Karunia Masharini buru-buru melangkah menuju parkiran. Ia menghidupkan motor  dan meninggalkan gereja bersama seorang rekan. Mereka meluncur ke Kampung Tembok Bolong, sekitar 1,5 kilo meter di sebelah utara Gereja Santo Bartolomeus. Kampung padat penduduk itu masuk dalam kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi…

Damkar Swasta Pontianak: Harmonisasi Etnis dan Agama

Trauma konflik etnis di Kalimantan Barat menghantui kepalanya. Empat etnis di Kalbar, Melayu, Dayak, Tionghoa dan Madura memang memiliki catatan konflik. Dalam artikel ‘Menelusuri Akar Konflik Antaretnik di Kalimantan Barat’, Arkanudin (2006) menulis konflik paling banyak melibatkan Dayak-Madura. Jumlahnya 12 kali disertai kekerasan sejak 1952-1999. Usman seorang Madura. Dia lahir dan besar di Pontianak. Dampak…

Cahaya Dari Ahmadiyah

Sejak 2008 hingga 2017 Indonesia mengimpor 800 kornea mata. Itu pun tak cukup untuk mengisi kekosongan. Komunitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) menawarkan solusi lewat program Keluarga Donor Mata Haru menyeruak dari sebuah rumah di Desa Tenjowaringin, Kecamatan Selawu Tasikmalaya, subuh itu. Keluarga dan kerabat almarhumah Susi Fasalawati berkumpul, merapal doa, seraya melantunkan ayat suci Al…

Cahaya Dari Ahmadiyah Audio

ahukah Anda kalau Indonesia masih impor kornea mata? Sejak 2008 hingga 2017 ada 800 kornea mata didatangkan dari Filipina, India dan Amerika. Itu pun tak cukup untuk mengisi kekosongan karena ada 3 juta lebih penduduk Indonesia yang buta. Komunitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) menawarkan solusi lewat program Keluarga Donor Mata. Jurnalis KBR Friska Kalia mengikuti…

Wayang Sasak Juru Damai Perselisihan Warga

Situasi di Lingkungan Petemon, Kelurahan Pagutan, Kota Mataram, malam itu belum pulih benar. Suasana hangat akibat pertikaian warga Petemon dengan warga kampung tetangganya, Lingkungan Karang Genteng masih terasa. Tapi Darundya tetap memenuhi undangan Arpah (50) warga Petemon untuk mendalang. Di bawah kawalan aparat keamanan, pertunjukan wayang dengan lakon Perang Purwe Konde berlangsung lancar dan aman malam itu.

Wayang Sasak Tumbuh di Bawah Bayang Kecurigaan

Tak seperti wayang jawa atau wayang bali yang memainkan epos Mahabarata dan Ramayana, wayang sasak memainkan lakon yang bersumber dari Serat Menak. Serat yang menjadi inti cerita dalam itu ditulis sekitar tahun 1717 Masehi, oleh Ki Carik Narawita atas perintah Kanjeng Ratu Mas Balitar, permaisuri Sunan Paku Buwana I, Surakarta. Serat itu ditulis dalam Bahasa Kawi, bahasa yang…

Wayang Sasak Penghormatan Terhadap Keberagaman

Made Darundya dalang wayang sasak itu tak kuasa berkata-kata. Sesaat dia tertegun. Lalu memeluk Jayengrana dan Munigarim–dua buah karakter wayang yang sudah berusia ratusan tahun–kepunyaan Muhammad. Air matanya meleleh. Dia membayangkan memeluk sang kakek, Nengah Gowang—seorang dalang wayang sasak legendaris yang sangat mahsyur di pulau Lombok pada zamannya. Darundya melepas rindu.