Sasak Puppet, The Peacemaker

The situation in Lingkungan Petemon, Pagutan Village, Mataram city that night had not been fully recovered. The heat from dissension between people living in Petemon and its neighbouring village, Lingkungan Karang Genteng, still filled the evening air. But Darundya still fulfilled the invitation from Arpah (50) to perform in Petemon. Under heavy escort from security…

Pontianak Private Firefighting Force: Harmonisation of Ethnicity and Religion

The trauma from ethnic conflict in West Kalimantan haunted him. Four ethnic groups in West Kalimantan, Malay, Dayak, Chinese, and Madurese indeed hold a significant conflict record. In the article ‘Menelusuri Akar Konflik Antaretnik di Kalimantan Barat’ – searching for the root of ethnic conflicts in West Kalimantan – Arkanudin (2006) wrote the conflict mostly…

Wayang Sasak Juru Damai Perselisihan Warga

Situasi di Lingkungan Petemon, Kelurahan Pagutan, Kota Mataram, malam itu belum pulih benar. Suasana hangat akibat pertikaian warga Petemon dengan warga kampung tetangganya, Lingkungan Karang Genteng masih terasa. Tapi Darundya tetap memenuhi undangan Arpah (50) warga Petemon untuk mendalang. Di bawah kawalan aparat keamanan, pertunjukan wayang dengan lakon Perang Purwe Konde berlangsung lancar dan aman malam itu.

Wayang Sasak Tumbuh di Bawah Bayang Kecurigaan

Tak seperti wayang jawa atau wayang bali yang memainkan epos Mahabarata dan Ramayana, wayang sasak memainkan lakon yang bersumber dari Serat Menak. Serat yang menjadi inti cerita dalam itu ditulis sekitar tahun 1717 Masehi, oleh Ki Carik Narawita atas perintah Kanjeng Ratu Mas Balitar, permaisuri Sunan Paku Buwana I, Surakarta. Serat itu ditulis dalam Bahasa Kawi, bahasa yang…

Wayang Sasak Penghormatan Terhadap Keberagaman

Made Darundya dalang wayang sasak itu tak kuasa berkata-kata. Sesaat dia tertegun. Lalu memeluk Jayengrana dan Munigarim–dua buah karakter wayang yang sudah berusia ratusan tahun–kepunyaan Muhammad. Air matanya meleleh. Dia membayangkan memeluk sang kakek, Nengah Gowang—seorang dalang wayang sasak legendaris yang sangat mahsyur di pulau Lombok pada zamannya. Darundya melepas rindu.