A Light From Ahmadiyah

From 2008 until 2017, Indonesia imported 800 corneas of the eye. Even so, that is not enough to fill in the gap. Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) – Indonesian Ahmadiyah Congregation – Community offers a solution through Keluarga Donor Mata (Eye Cornea Donors Family). It was such emotional dawn at a house in Tenjowaringin Village, Selawu…

Sowing Knowledge, Reaping Brotherhood in Tembok Bolong

The Eucharist celebration at Santo Bartolomeus church in Taman Galaxi, Bekasi has not been finished for too long. Theodora Karunia Masharini was rushing to the parking lot. She started her motorbike and left the church together with a friend. They drove to Tembok Bolong village, around 1.5 kilometers north of Santo Bartolomeus church. This high-density…

Sasak Puppet, The Peacemaker

The situation in Lingkungan Petemon, Pagutan Village, Mataram city that night had not been fully recovered. The heat from dissension between people living in Petemon and its neighbouring village, Lingkungan Karang Genteng, still filled the evening air. But Darundya still fulfilled the invitation from Arpah (50) to perform in Petemon. Under heavy escort from security…

Pontianak Private Firefighting Force: Harmonisation of Ethnicity and Religion

The trauma from ethnic conflict in West Kalimantan haunted him. Four ethnic groups in West Kalimantan, Malay, Dayak, Chinese, and Madurese indeed hold a significant conflict record. In the article ‘Menelusuri Akar Konflik Antaretnik di Kalimantan Barat’ – searching for the root of ethnic conflicts in West Kalimantan – Arkanudin (2006) wrote the conflict mostly…

Cerita dari Tribun: Mendukung Tanpa Membunuh

Sejarah suporter di tanah air diselimuti fanatisme buta. Nyawa menjadi murah dibandingkan pertandingan yang mereka saksikan. Fanatisme, mengubah kesenangan menjadi tragedi. Kebencian diekspresikan secara terbuka dan massal. Konflik antarsuporter yang terjadi saat ini, merupakah buah dari bibit kebencian yang ditanam puluhan tahun lalu. Kebencian diekspresikan dalam lagu berlirik, “dibunuh saja”. Dengan sukacita lagu itu dinyanyikan…

Menabur Ilmu, Menuai Persaudaraan di Tembok Bolong

PERAYAAN Ekaristi di Gereja Santo Bartolomeus Taman Galaxi, Bekasi, belum lama usai. Theodora Karunia Masharini buru-buru melangkah menuju parkiran. Ia menghidupkan motor  dan meninggalkan gereja bersama seorang rekan. Mereka meluncur ke Kampung Tembok Bolong, sekitar 1,5 kilo meter di sebelah utara Gereja Santo Bartolomeus. Kampung padat penduduk itu masuk dalam kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi…

Damkar Swasta Pontianak: Harmonisasi Etnis dan Agama

Trauma konflik etnis di Kalimantan Barat menghantui kepalanya. Empat etnis di Kalbar, Melayu, Dayak, Tionghoa dan Madura memang memiliki catatan konflik. Dalam artikel ‘Menelusuri Akar Konflik Antaretnik di Kalimantan Barat’, Arkanudin (2006) menulis konflik paling banyak melibatkan Dayak-Madura. Jumlahnya 12 kali disertai kekerasan sejak 1952-1999. Usman seorang Madura. Dia lahir dan besar di Pontianak. Dampak…